11 December, 2007

Smoke Detector



Detektor Asap ini merupakan pasangan dari Heat Detector. Dimana ada installasi Fire Alarm pasti ada Smoke dan Heat Detector, ibaratnye keduanya selalu ada bersama dalam susah maupun duka.. halaah.. ngelantur.

Pada prakteknya smoke detector di gunakan untuk memproteksi secara dini ruangan dari kebakaran dengan mendeteksi asap yang keluar sebelum api membesar. Sering di gunakan di ruangan seperti ruang tamu, ruang makan, ruang komputer, kamar tidur dan lain sebagainya...

Penempatan terbaik dari smoke detector atau heat detector harus di perhitungkan benar2, agar jangan sampai sensor tersebut menjadi tidak efektif. Sebenarnya penempatan terbaik adalah mengkombinasikan kedua sensor ini, heat detektor di tempatkan di dalam ceiling dimana sering terjadi kebakaran disebabkan oleh hubungan singkat (korsleting) dari kabel listrik, dimana sering terjadi korsleting tanpa terdeteksi karena rata2 orang menempatkan sensor di bawah ceiling. Dan untuk Smoke detector dapat ditempatkan di bawah ceiling untuk memproteksi api yang timbul dari ruangan di bawahnya.
Penempatan Smoke detector tidak di anjurkan di dalam ceiling, ini di sebabkan smoke detector juga sensitif terhadap debu, dengan menempatkan sensor ini di dalam ceiling harus diperhitungkan terhadap debu atau sarang laba2 yang bisa menutupi sensor ini.

Yang juga harus di perhitungkan juga dalam memasang Smoke detektor di sebuah ruangan adalah kemungkinan si pemilik ruangan adalah seorang perokok. Jangan sampai gara2 asap rokok Fire Alarm jadi aktif. Juga jangan di taruh di dekat dapur... nanti lagi masak alarm lagi... berabe khan?

Perawatan Smoke Detector juga di perhatikan, karena partikel debu lama kelamaan akan menutup tutup sensor sehingga tidak bisa mendeteksi lagi atau bahkan debu akan memicu alarm.

Optical Smoke Detector
Jenis Smoke detector ada 2 yaitu Optical Smoke Detector dan Ionization Smoke Detector. Perbedaan keduanya terletak dari sensor pendeteksi asapnya. Optical Smoke Detector menggunakan sinar infrared yang sensitif terhadap asap, sedangkan Type Ion menggunakan sensor yang sensitive terhadap reaksi kimia. Untuk pembahasan detailnya bisa dilihat di wikipedia.
Harga Optical Smoke detector biasanya lebih mahal dari yang Ionization. Ini di sebabkan type yang optical lebih akurat dalam mendeteksi asap, sedangkan yang ion kadang2 partikel yang bukan asap (debu misalnya) bisa terdeteksi.
Ket. gambar :
1. Optical Chamber
2. Cover
3. Case Moulding
4. Photodiode (detector)
5. Infra Red LED

Ionization Smoke Detector
Smoke detector membutuhkan power supply untuk beroperasi bisa dari battery yang di pasang di sensor atau di dapat dari kabel installasi yang di supply oleh control panel. Di sensor ini terdapat Led yang akan berkedip kalau dia aktif (stand by / normal) dan akan menyala kontinyu ketika dia mendeteksi asap. Untuk mengetes sensor ini biasanya menggunakan tombol ‘test’ yang terletak di sensor tersebut, kadang2 pemilik ingin memastikan sensor bekerja baik dengan cara di test menggunakan asap rokok.
Intermezzo
Saya punya pengalaman lucu ketika mengadakan test smoke detector. Waktu itu (kira2 th. 1996) saya sedang mengerjakan proyek apartemen di daerah sudirman. Saat testing commissioning, si pemilik (orang jepang yang idealis and sedikit gelo) menginginkan test fire alarm harus detail setiap unit. Sedangkan apartemen tiap lantainya ada 8 unit dengan 24 lantai, dan kita ada 3 tower. Tiap unit harus di test satu2, padahal biasanya saya test secara random saja, selain lebih efektif juga lebih cepat. Dinas Pemadam Kebakaran aja ga pernah test sedetail ini. Ya wis ikuti aje..
Singkatnya saya cari deh sepenjuru proyek, saya umumkan bahwa kami butuh perokok berat yang mau test fire alarm, rokok silahkan pilih sendiri.. waah yang berminat banyak banget.. rokok pilihannya macem2 dari Dji sam soe, gudang garam sampai djarum super bahkan ada yang minta Marlboro. Dalam beberapa kali test banyak perokok yang kapok ikutan test, persoalanya asap rokok yang di hisap harus disemburkan ke smoke detector langsung dengan menggunakan pipa konduit tanpa sempat di nikmati atw masuk ke paru2.. rasanya ampuun bibir pade jontor, mulut serasa asbak, mata merah. ada yang sampe muntah2 malah... Tapi ada juga yang setia ikut terus test.. katanya "kapan lagi ngerokok puas gratis, eh malah di bayar lagi.. hehe". Dasar tuh muka lama2 dah kayak lokomotif..

Anonymous said...

makanye jangan ngerokok...

Anonymous said...

ok ^_^

wira said...

mas saran dong..
sy lg menguji dtektor asap mggunakan kapasitor, pmsalhny alat ni kurg grespon u/ kndugan asap yg sdikit, dia mbutuhkan kndugn asap yg byk!!!
sy sudh mencoba mggunkan petsan asap bwrna, tp sygny asapny tu ngeflek dmn2&mhilang. so, bhn p yg hrus sy gunakn?
salam..

Net Green said...

Om Yan, kalo dari segi tampilan luar ( tanpa melihat bagian dalamnya ), bisa atau tidak kalau kita langsung membedakan antara yang ionization dan optical ??
Sesuai job saya di Risk Surveyor, terkadang kesulitan juga nentuin smoke detector ini jenis apa , atau punya link tersendiri untuk ini ??
terima kasih bantuannya

yan ((d[-_-]b)) said...

@Net Green
Kalo dari luar agak susah membedakan jenis smoke detector..
karena desin smoke detector rata2 sama, jadi harus lihat dalamnya..
maap, sy ga tahu link untuk masalah ini..
thx atas kunjungannya..

Net Green said...

ooo gtu, btw makasih ilmunya yah Om .

deky said...

saya minta bantuannya neh,bagaimana cara memasang detektor asap kan ada 4pin.pin-pin tersebut terhubung kemana saja.
detektor yang saya pake type HC-202D,mohon bantuannya buat skripsi saya.
terimakasih..................

deky said...

klo ada yang tau kirim ke e-mail saya saja : dqpanjol@ymail.com

yan.. said...

@mas deky :
silahkan lihat link berikut :
http://www.hc-fire-alarm.com/202d-e.htm
mudah2an membantu

Unknown said...

Klo smoke detector itu bunyi ga ya klo kena asap dr vape...????

Unknown said...

Klo smoke detector itu bunyi ga ya klo kena asap dr vape...????

Daliyuswan said...

Numpang nanya ni.. Klau kenak uap vape ngaruh ngak?

Powered By Blogger